Gado-gado Pagi

Seperti biasa, rutinitasku setelah subuh adalah nongkrong di depan monitor. Untuk kali ini aku mencari berita kalau-kalau Indonesia sudah perang dengan Malaysia, atau nilai tukar rupiah ke dollar menguat..ckckc..^^ Untuk poin yang kedua, hal itu sangat penting, karena sebagai kaum dhuafa' yang klayapan di luar negeri, aku harus menyesuaikan kapan waktu yang tepat untuk menarik uang dari ATM, dan waktu yang sangat tepat adalah ketika nilai tukar rupiah ke dollar menguat..hehehe..^,^ Sedangkan untuk poin kedua, hal tersebut penting untuk kuketahui, agar ketika bertemu dengan sahabat-sahabat dari Malaysia, aku bisa lebih menjaga obrolan untuk tidak menyinggung masalah politik; pertikaian Indonesia-Malaysia.

Untuk hari ini, nilai tukar rupiah rada melemah dibanding dengan beberapa hari lalu. Biasanya $100 bisa menjadi 569 LE, hari ini cuma menjadi 565 LE,,heem,,selisih 4 LE lumayan banget bisa dibelikan dua sabun mandi Lif*boy, cukup untuk mandi satu bulan thuuu..hihihi..(@,@).

Sedangkan untuk ketegangan Indonesia-Malaysia, alhamdulillah sampai hari ini belum terjadi perang. Meskipun obrolan di detikforum dan kaskus sangat panas, tetapi aku berharap semoga masalah ini bisa cepat diselesaikan dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai persaudaraan sebagai ras yang seiman. Amiin..^^

Setelah selesai membaca diskusi di detikforum dan kaskus, aku teringat seseorang yang malam tadi mengirimku pesan di inbox facebook. Dari seseorang itu, beberapa waktu yang lalu aku pernah membaca di blognya tentang kisahnya bertemu dengan pengemis di daerah Malioboro. Diceritakannya bahwa pengemis itu adalah korban gempa Jogja thn. 2006, dan menjadi pengemis demi menghidupi anak dan istrinya.

Cukup dengan membaca namanya di inbox facebook, aku kembali mendapatkan gambaran yang sempurna tentang Indonesiaku. Negeri nan indah yang dianugerahi Tuhan dengan alamnya yang kaya raya, gemah ripah lohjinawi. Negeri yang dalam pelajaran IPS di SD dulu disebut dengan 'Untaian Jamrud Khatulistiwa'. Atau yang dalam syairnya Iboe Soed diungkapkan sebagai 'Negeri Masyur Permai'.

Tetapi, baru sekejap aku membayangkan indah dan kaya rayanya Indonesia, aku langsung muntab ketika beberapa kata melintas di otakku, "PEJABAT....PEJABAT...PEJABAT....WAKIL RAKYAT...". Pingin rasanya jika aku diberi kesempatan untuk ngomong di depan pejabat dan wakil rakyat di DPR, aku pingin menunjuk jidat mereka satu per satu sambil berteriak "MATAMU DIMANAAAA..??? TELINGAMU DIMANAAA...??? OTAKMU DIMANAAA....??? ITU MATA APA BISUL...??? KALO MATA KENAPA TIDAK BISA MELIHAT MISKINNYA RAKYATMU, SEDANGKAN KALIAN MALAH BEREBUT MOBIL BARU...??? KALO PUNYA TELINGA, KENAPA KALIAN TIDAK BISA MENDENGAR RINTIHAN RAKYAT YANG KELAPARAN...???...SHiiiiiiiiit.....!!!!!!

Yaah, mungkin seperti itu yang pingin kuucapkan. Pada kenyataannya memang negeriku sangat indah dan kaya raya, tapi menjadi sangat miskin dan tertinggal karena Tuhan sedang mengizinkan 'drakula-drakula' ntuk memimpin negeri ini. Dan jika masih ada orang yang masih bisa untuk mentolelir tingkah laku 'drakula-drakula' itu, aku ingin berkenalan dengannya, karena otakku sudah off dan tak sampai untuk menalar kelakuan mereka; si DRAKULA.(*(*&*&*&^.

Terakhir untuk pagi ini sebelum aku menyapa beberapa sahabat di room chat facebook, ada sebuah kisah menarik yang ingin kutuliskan..

Suatu hari pada zaman Rasulullah Saw., ada seseorang yang ketika sakaratul maut tidak mengucap kalimat syahadat, tetapi malah mengucap "laitaha thawilah (seandainya lebih panjang),,,laitaha jadidah (seandainya yang baru),,laitaha kamilah (seandainya semuanya)". Kemudian para sahabat menanyakan hal ini kepada Rasulullah Saw..

Rasulullah Saw. tersenyum mendengarnya, "Apa yang diucapkan orang itu tidak keliru. Suatu hari ia bertemu dengan orang buta. Si buta itu tersaruk-saruk karena tidak ada yang menuntun, maka ia membimbingnya berjalan. Dan tatkala ia hendak menghembuskan nafas terakhir, ia menyaksikan betapa besar pahala amal shalehnya itu, lalu ia pun berkata "seandainya lebih panjang..". Maksudnya, andaikata ia membimbing si buta itu lebih panjang lagi untuk berjalan, pasti pahalanya akan lebih besar pula.

Adapun ucapannya yang kedua, ia sedang melihat pahala dari hasil perbuatannya yang lain. Suatu hari ketika cuaca sangat dingin, di tepi jalan ia melihat seorang lelaki tua yang tengah duduk menggigil. Melihat lelaki tua itu kedinginan, maka ia memberikan salah satu bajunya yang lama, dan membawa pulang yang masih baru. Menjelang saat-saat ajal menjemputnya, ia melihat besarnya pahala amalnya sehingga ia pun menyesal dan berkata "seandainya yang baru..".

Dan untuk ucapannya yang ketiga, pada suatu ketika ia sangat lelah dan lapar. Lalu ia membuka sepotong roti yang disiapkan oleh istrinya. Namun, tatkala hendak dimakannya, tiba-tiba datang seorang pengemis yang terlihat sangat kelaparan. Lantas ia membagi rotinya menjadi dua potong untuk pengemis itu. Maka ketika ia melihat besarnya pahala yang diperolehnya, ia pun menyesal dan berkata "seandainya semuanya..", artinya jika roti itu kuberikan semuanya, tentu pahala yang akan aku dapat akan lebih besar pula."


Rabbanaa laa taj'a'l liy dunyaa akbara hamminaa..
Wa laa mablagha 'ilminaa...

Yaa Rabb,,jangan Kau jadikan dunia sebagai prioritas hasrat kami..
Dan jangan Kau jadikan pula dunia sebagai tujuan ilmu kami..

BIP 3th build, 20 Ramadhan 1431 H/30 Agust 2010 M.



Read more >>