Pituturing Urip Mbah Kakung

Putuku bocah bagos, podo gatekno pituturing urip.. Simbah arep paring sangu nggo koe kabeh, mumpung Gusti isih kerso paring umur dowo.. Podo gatekno sing tenan yo nggér..!

Nggér cah bagos, urip neng ndonyo kui sejatine mung mampir ngombe. Sing jenenge wong mampir mesti bakal neroske laku. Dadi, ngombeo sak cukupmu terus jupuken gawenen sangu..!

Lelakuning urip menungso ora iso adoh seko sing jenenge pati, mulo kui, podo akeh-akehno leh'mu golek sangu nggo akheratmu. Kui omahmu sing sakbenere..

Putuku sing bagos dewe, pisan-pisan ojo nganti koe silap ambi padanging ndonyo.. Ngertenono yo Le, sejatine padanging ndonyo kui nyilapke alam pikirmu, ngrusak bebenermu, ngepyurke atimu..

Thole anakku, podho sekolaho sing dhuwur, dadio wong sing migunani, iso gawe senenge simbok bapakmu..!!

Anakku cah bagos, mbesuk nek Gusti Pangeran paring koe bondo sing luwih lan pangkat kang dhuwur, ojo lali asal usulmu yo Le.. Ojo dumeh wis dadi wong mulyo, terus koe lali..!!

Dadio wong sing jembar dodomu, resik atimu lan bening pikirmu.. Ojo pisan-pisan dadi menungso sing serakah nguber bondo, ojo pisan-pisan dadi menungso sing kedanan pangkat.. Delehno ndonyo cukup mung ono tanganmu, ojo mbo delehne neng atimu, mesthi koe dadi menungso sing linuwih ono ngarepe Gusti Allah lan menungso kabeh..

Putuku bocah bagos, saiki koe kabeh wis podo gede, simbok bapakmu wis ora kuat meneh nggendong koe. Mripatku yo wis ora bening meneh nyawang koe kabeh. Adoh opo cedak, sing jelas aku, simbok bapakmu mesti mulih disik marang Gusti.. Uripo sing bener yo anakku cah bagos..!

Uripo sing bener, ojo pisan-pisan nabrak angger-anggere Pangeran..mugo-mugo mulyo uripmu, tansah diparingi pangayomane Gusti Kang Makaryo Jagad...

....

Percikan mutiara hidup yang kusarikan dari petuah kakek, untk cucu-cucunya yang kini telah beranjak dewasa..

Semoga AlLah Swt. selalu melimpahkan rahmat dan kasih sayangnya untk kakek/nenekku yang kini semakin beranjak senja.. Amin..

Dan semoga AlLah memaafkan dan mengampuni dosa-dosaku yang telah sering mengabaikan nasehat-nasehat mereka, bahkan menabrak garis-garis Langit..

Terimakasih yaa Rabb, Kau telah menitipkan aku kedunia fana ini kepada orang yang berhati seluas langit..

Untk kakek/nenek'ku yang selalu aku cintai..
Read more >>

Jilbabmu adalah kehormatan dan Ketundukanmu..

Sudah beberapa hari ini aku tak mem'publish' note, hanya kunikmati sendiri pada 'save as draft',. Semua hanya berisi goretan-goretan emosi dan sedikit gejolak pemikiran. Tapi sungguh, meskipun sudah kumuntahkan, masih ada saja riak-riak yang menyumbat..

Selanjutnya, aku mengingatkan jangan sampai coretanku menjadi beban pikiran siapapun juga yang kebetulan membaca, karena masih ada hal yang lebih penting yang harus dipikirkan.. Dan aku yakin kalian lebih pintar dan mengerti dariku..!

Saat kutulis ini, 50 % jiwaku sudah tak utuh, karena ia sudah tertidur lelah. Semoga saja 50 % kesadaranku ini merupakan KaHfi yang paling waras..

Kuawali dengan pengakuan jujurku tentang diriku, "Aku bukanlah orang baik, namun aku akan tetap berusaha menjadi orang baik.."

Kesalahan berfikir yang selama ini kupahami adalah bahwa "aku bukan orang baik, karena itu aku tak mau mengajak orang untuk menjadi baik.."

Bodohnya aku ini..!!!
Sahabat Rasulullah Saw.,pun dulu juga pernah mengalami masa jahiliyah, baik secara akhlak maupun tradisi. Dan setelah mereka masuk Islam, proses untuk meninggalkan kejahiliyahan itu terus berlangsung, bahkan sampai akhir hayat.

Pertanyaanku pada diriku sendiri adalah, "Apakah masa lalu mereka yang jahiliyah menghalangi mereka untuk mengajak dan mengingatkan manusia ke jalan yang benar..??" ..TIDAK..!!

Menjadi baik adalah sebuah proses, ia berada pada lintasan/jalan kebaikan. Jadi, selama kita berada dalam lintasan untuk menuju kebaikan, ajaklah orang untuk mengikuti lintasan yang sedang kita lalui..!!

Lalu, apakah kita sudah sampai pada titik 'baik' sebagaimana lintasan itu mengarah/menuju..?? Belum, kita belum sampai, tapi yakinlah kita akan sampai, karena nilai-nilai kebaikan yang kita jadikan 'peta' adalah nilai-nilai kebenaran Ketuhanan..

Selanjutnya..

Tentu kita menerima ungkapan "Emas meskipun keluar dari mulut anjing tetaplah emas..."

Sekarang aku mau mengeluarkan emas itu, terserah kalian anggap aku ini apa. Tetapi ingat, kebenaran yang kita anut adalah kebenaran nilai-nilai Ketuhanan yang sifatnya mutlak..!!

Jilbab..aku sungguh "out of understanding" melihat kawan-kawan yang mulai melepaskan jilbabnya, seolah-olah mereka bangga jika auratnya dikonsumsi publik.. namun lebih dari itu, apakah mereka tidak tahu bahwa jilbab itu wajib..?? Tidakkah mereka tahu bahwa yang boleh tampak dari mereka hanyalah wajah dan telapak tangan..?? Seberani itukah mereka menentang, dan tidak sadarkah mereka siapa yang sedang mereka tentang..?? Tidak tahukah mereka bahwa menanggalkan jilbab sama halnya menginjak-injak agama..?? Kenapa justru kawan-kawan yang pernah 'dicekoki' prinsip-prinsip agama malah menentangnya..?? Atau mungkin mereka merasa bahwa nanti tidak akan dimintai pertanggung jawaban..??

Jilbab merupakan hal prinsip dalam Islam, meskipun disampaikan oleh penjahat yang paling hina-pun, hal ini tetaplah kebenaran..

Kawan, jilbabmu tak hanya berbicara tentang bahasa kehormatan, namun jauh di atas itu ia adalah bahasa kemuliaan dan bentuk ketundukan sebagai hamba. Jangan pernah berfikir dengan 'rambutmu yang panjang lurus terurai dan pakaian ketat sexy' itu akan menambah pesona kecantikanmu, tapi justru hargamu semakin murah dan kehormatanmu semakin jatuh. Maka bagaimana dengan kemuliaanmu di depan manusia dan Tuhanmu..??

Sekali lagi, mereka yang mengingatkanmu berada dalam lintasan kebenaran, meskipun belum sepenuhnya menjadi orang yang benar, tapi lintasan ini adalah lintasan dengan tujuan kebenaran..

Tapi bagaimanapun, bertingkahlah semaumu karena tugas kita hanyalah saling nasehat-menasehati, ingat mengingatkan.. Selanjutnya tinggal urusanmu dengan Tuhanmu..
Read more >>

The Nature and Portrait of National Education

As the Constitution 1945 says, that the education is a state responsibility, meaning that the constitution imposes responsibility of the intellectual life of the nation through its national education held by the government. Thus, that the government occupies a very important position, as well as making the education system, he also serves as a controlling system; for implementation in the field as well in line with national education goals.

Education, as well as to develop understanding in critical reasoning, cognitive power, is also has an effort to build nation's character and identity. Planting moral values and characteras, as stated in the Legislation of the Republic of Indonesia (No.20/2003); "National Education System should become the main foundation in designing, implementing and evaluating the national educational system". [3]


Muhammad Yaumi, in his paper titled "Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Melalui Trandisiplinaritas", describes nicely about the need for implementation of the revitalization of national education, has analysed through an approach or the development and character formation. He wrote that the national education goals as set out in legislation, clearly has laid strong foundations to support the character and national identity. However, education has been experiencing an alarming degradation, where the values of local wisdom has been wrapped up by the strong currents of global education, cognitive and intellectual intelligence becomes a more dominant size for determining success in his education. As a result, depletion of moral, ethics and creative children in nation had been reduced by a values of narrow cognitive oriented. [4]

Education Implementation Criticism
Prof. Dr. Yahya Muhaimin in the event of the National Workshop "Character Development of Culture and National Education ", said: "Indonesia was known to has strong characters before independence's time, when achieving independence, and maintaining independence. Now, the character of Indonesian society are not strong as in the past, very fragile and low. Today's leaders also do not maintain the character and national developmen."(Kompas.com, 15/01/2010)

An impression that the material educations only contained for the touch and partial formal aspects. For example, ceremonies, rituals, laws, and symbols. Although, it should be recognised as an integral part of the universal values of religion. Meanwhile, the spirit such laws, faith, hope, and love, has not been so touched.

Education system in the West after the French Revolution in 1784, anchored and based on secularisation (seculerisme); worldly all problems of life and ideals of community, and based on the hedononism ethics; the implementation of the obligations which hinge on merely worldly objects. Clearly shows that civil society in the West descended on secularism and secularisation pattern in all the values of society life. [5]
.....
Complete view of this paper insAlLah will be put then after the presentation..
My best regard
^-^
Read more >>