[Rekam Jejak] Persamaan Matematika dan Energi Abadi (2)


Saat Ar dihijrahkan orang tuanya ke Jogja, Ar dibelikan sebuah rumah yang sangat mewah di daerah yang tidak terlalu jauh dari kompleks Kraton. Dengan tiga ruang utama dan enam kamar tidur serta lapangan basket yang berada di tengah-tengah, ukuran bangunan yang dibangun hampir 30 tahun dan belum pernah mengalami renovasi ini masih terbilang cukup bagus dan kokoh, meskipun pada beberapa sisi temboknya sudah mulai menjamur dan ditumbuhi rumput.

Sambil membersihkan monitor di kamar belakang, kuperhatikan kawanan tikus got sedang berlari-lari di halaman tengah. Sepertinya mereka sangat menikmati suasana halaman, beberapa kali tikus-tikus itu hanya memandangku lalu meneruskan permainannya. Itu artinnya tikus-tikus itu tidak takut padaku.  -“Nah,,looh..kok mereka tidak takut padaku..?? Apa aku ini dianggap kawannya..?? Ato mirip tikus…!! What…!!” :P- . Bukan karena mirip ato tidak mirip, tapi memang halaman tengah rumah ini sudah dipenuhi dengan rerumputan tinggi, bahkan ada pohon salak yang besar tumbuh tepat di depan jendela kamarku.

Setelah kecelakaan yang menimpanya, Ar mengalami gangguan saraf otak. Saat sedang OFF, ia akan berbicara tentang  apa saja yang ada di ingatannya tanpa berhenti. Ia juga akan marah-marah jika ingat kejadian buruk/tidak enak di masa lalunya, meskipun kejadian itu sudah terjadi puluhan tahun yang lalu. Bahkan, sering malam-malam ia terbangun dari tidur lalu teriak-teriak. Dalam bayanganku, scane-scane kejadian masa lalunya itu kembali hadir dan seakan-akan terjadi di ruang hidupnya saat ini. Ini yang mungkin –dalam istilah psikologi yang aku tahu- disebut dengan trauma psikis, yaitu kondisi psikologis seseorang yang luka karena peristiwa berat yang dialaminya.

Ar kehilangan sense kebersihannya, ia bahkan tidak risih untuk tidur di kamar yang sangat pengap dan kotor. Bahkan, barang-barang bekas yang sudah rusak dan sudah menjadi sampah, masih dipertahankan dan tidak boleh dibuang. Termasuk rumput-rumput yang menggunung di halaman tengah rumah ini, ia membiarkannya tumbuh untuk dijadikan taman bermain bagi bangsa-bangsa tikus, kadal, dll..

Namunpun begitu, Ar tetaplah Ar, di mataku ia tetaplah sosok yang jenius dan unik. Kejeniusannya tidak banyak orang tahu, bahkan oleh teman yang sudah tinggal bersamanyai lebih dari 3 tahun. Ar tidak akan terakses oleh orang yang tidak mengerti dan tidak mau mengerti tentang masa lalunya. Dan ia tidak akan menjadi sahabat bagi mereka yang tidak mau memahami ketinggian logika berfikirnya.

Untuk selanjutnya, coretanku tentang dirinya akan banyak mengangkat hal-hal yang di luar batas kemampuan nalarku..

Seperti kejadian malam tadi..
_______

Karena sudah 4 hari ini aku meninggalkan Jogja, malam tadi setelah meletakkan tas di kamar, aku langsung ke ruangan utama. Di sana sudah ada Ar yang sedang tiduran sambil memainkan HP nokia antiknya. Belum penuh aku mengambil posisi duduk, ia sudah membuka pembicaraan.

“Sebenarnya aku pingin membuat energi abadi, biar nanti orang-orang tidak perlu lagi men-charge baterai dan bingung mencari listrik…”, ujarnya.
Mendengar ungkapannya itu, dalam hati aku langsung teriak: “Wong edaan…!”
“Lha memang gimana caranya..?, tanyaku kemudian sambil memastikan kalau dia sedang ON.
“Sebenarnya gini lhoo…segala sesuatu itu bisa dibuat asalkan ditemukan rumus persamaan matematikanya. Jaman dulu mungkin orang akan bingung untuk bisa menerbangkan besi, tapi ketika rumus matematikanya bisa ditemukan, maka rekayasa menerbangkan besi bisa dibuat. Itu Pak Habibi bisa membuat pesawat karena ia menemukan dulu rumus matematika dari titik lelah suatu benda..”, terangnya dengan suara keras.
Yakin dia sedang dalam keadaan ON, aku pasang dua telingaku lebar-lebar untuk mendengarkan penjelasannya…
“Di dunia ini sebenarnya Tuhan sudah menyediakan energi abadi, hanya saja energi abadi itu masih terpecah-pecah. Nah, untuk menggabungkannya, kita harus menggunakan dua rumus sekaligus, yaitu persamaan fisika dan perubahan kimia. Beda lhoo yaa, persamaan fisika dan perubahan kimia itu beda…kalau..”

Bersambung..

-Harus ke Kaliurang mendampingi teman-teman IPM Muha-

*Untuk.menghibur.yang.tadi.malam.galau..hehe..


Comments :

7 comments to “[Rekam Jejak] Persamaan Matematika dan Energi Abadi (2)”

Heny said... on 

jadi penasaran, seperti cerita bersambung.... :), jenengan orang jogja to ternyata?

Anonymous said... on 

apakah perbedaan persamaan matematika dan fisika ?

Kahfi N Hidayat said... on 

Iya..orang Jogja.. :)

Anonymous: Maaf saya salah ketik, yg akan dia uraikan terlebih dahulu adalah persamaan fisika dan perubahan kimia, bukan persamaan matematika. Singkatnya, setelah persamaan fisika dan perubahan kimia itu dijalankan dalam eksperimen, maka hasilnya akan dirumuskan dalam persamaan matematika..

Kira2 Mas/Mbak sudah ada gambaran belum tentang penggabungan 3 ilmu tersebut..?? Hehehe...
Kalau belum, maka sabar yaa..! Kapan2 saya lanjutkan kelanjutan dari postingan ini..hehee..

*Heduuw..sy dapat pelajaran formal fisika dan kimia sudah 9-an tahun yg lalu pas di bangku SMP.. :D

Heny said... on 

Saya juga orang Jogja...kalau menurut saya kemungkinan ada korelasi antara 3 ilmu tersebut, tapi gambaran tentang penggabungannya masih abstrak....Ar itu apakah seperti anak indigo ya? Seperti Einstein dulu..bukankah pemikirannya juga susah dipahami saat itu? NAh demikian juga Ar..bisa jadi pemikirannya saat ini masih belum bisa dipahami tapi entah suatu saat nanti..Wallahu'alam

Anonymous said... on 

Pak kahfi, terima kasih u/ videonya. sangat menginspirasi. always stay with us ya paakk,kapan-kapan kita diskusi sampai pagi lagi :D

http://www.youtube.com/watch?v=w5CRs6m_vAY


Anonymous said... on 

misterr..saia tak sabar ingin segera dikusi..hhhh

Kahfi N Hidayat said... on 

#Mas/Mbak/Ibu Heny..saya kok malah lupa yaa gmana kelanjutan dari crita Ar...hehe.. Sepertinya beda dengan indigo, karena apa yg dipikirkan dan dilakukan Ar sangatlah ilmiah...

#Anonymous...jangan lupa yag belum remidi masih ada waktu satu Minggu. Kalo ndak remidi berarti ndak tuntas nilainya, kalo ndak tuntas berarti bakalan jadi donatur tetap sekolah...hehehe..