Untukku yang sering 'lupa'..

Perjalanan hidup manusia memang penuh liku, dari semenjak bayi ketika masih sering ngompol digendongan ibu, sampai masa SD ketika manja-manjanya, trus SMP ketika sudah mulai berfikir dan bernalar, SMA ketika sudah kenal dengan ‘cinta’, dan lebih kompleks lagi dengan bertambahnya usia..

Pelan-pelan sang waktu telah menggiringku melewati umur. Seperti baru kemarin aku didafarkan Ayah/Ibu ke SD, seperti baru kemarin juga aku masuk SMP, sampai tamat SMA dan memasuki bangku kuliah. Perlahan-lahan dan sangat tidak disadari, terlalu lama ternyata aku beralur dan berproses meninggalkan kepingan-kepingan sang waktu. . terlena dalam kekosongan dengan perencanaan yang tidak ada orientasi masa depan,.Semuanya serba tidak jelas dan hanya meninggalkan dua kepastian; rugi dan penyesalan..!

Kali ini aku ingin menasehati diriku sendiri, yang sering goyah terombang-ambing ego. Aku ingin mengetuk titik kesadaran, mengembalikan kembali semangat yang dulu pernah meletup-letup dengan sorot mata tajam penuh optimisme.

Untuk diriku yang sering lupa..!

Kawan, akan aku tunjukkan padamu..

Suatu ketika, di sore mankala matahari sudah hampir tenggelam di balik gunung sebelah barat, aku yang waktu itu masih kecil, diajak kakek memandikan kerbau di sungai pinggir desa. Selesai memandikan kerbau dan menunggu sore, kakek duduk di sampingku, pelan-pelan tangannya mengelus kepalaku sambil bilang “ Le putuku..(dalam B.Jawa) koe sok nek gede kudu dadi wong sing pinter ben iso numpak montor mabur, sekolahe sing dhuwur” (Le cucuku..kamu nanti jika sudah besar harus jadi anak yang pintar biar bisa naik pesawat, sekolah yang jauh!!)..

Kawan, tahukah kamu bahwa kata-kata singkat kakek itu seperti petir dengan ribuan volt yang sanggup meratakan gunung..??..Seperti gesekan arus-arus pendek saraf sensorikku, kemudian memantulkan neuron ke pupil mataku, dan dalam sekejap melambungkan anganku,..
Meskipun pelan, namun sampai detik ini, kata-kata itu masih terngiang-ngiang menjadi inspirasi dan motivasi dalam hidupku selanjutnya. Kata-kata itulah yang mampu menjagaku dari ujung malam sampai malam berikutnya untuk ingin selalu belajar.. Nasehat yang mengajariku bagaimana menghargai masa remaja ini, dan bagaimana mensikapi umur yang selalu berkurang..

Sekali lagi, untuk diriku yang sering lupa...!

Sadar tidak, bahwa kita termasuk manusia-manusia yang beruntung karena tidak pernah merasakan pahitnya kemiskinan..? Rata-rata kita dilahirkan dalam kecukupan, tidak pernah merasakan kelaparan, dan bisa sekolah bahkan dengan fasilitas yang lebih..

Kita jauh lebih beruntung dari seorang Lintang tokoh Laskar Pelangi, anak desa yang sangat miskin yang ke sekolah harus mengayuh sepedanya 80 km setiap hari. Atau dari Ikal, yang membiayai sekolah dengan menjadi buruh tambang. Atau dari tokoh ‘Rasus’ dalam 'Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk'-nya Ahmad Tohari. Atau mungkin dari tokoh ‘Maisaroh’ dalam 'Djazabnya Pesantren'. Bahkan dari Ahmad Syafi’i Ma’arif dalam 'Titik kisar Di Perjalananku', beliau yang sampai umur 39 masih kesulitan menghidupi keluarganya dan tidak mampu menyewa kontrakan sendiri untuk keluarganya.

Sekali lagi, untuk diriku yang sering lupa...!

Petakan masa depan yang masih sangat panjang ini. Ambillah ketegasan, akan kita posisikan di mana diri kita di antara teman-teman seperjuangan di SMA dan kuliah..?. Apakah kita hanya akan menjadi tokoh antagonis yang munculnya sekedar untuk menghibur dari ketegangan dan tidak membawa pencerahan, ataukah menjadi aktor utama yang datangnya membawa dan mengakhiri cerita???

Aku ingin lebih bijaksana memaknai masa remaja ini, masa kuliah yang sangat singkat dengan umur yang sangat terbatas. Karena setelah kedua masa tersebut berlalu, akan datang masa yang sudah tidak ada lagi batas toleransi dari sebuah teori sebab akibat; tidak bisa berarti tidak tahu, tidak tahu berarti bodoh, bodoh berarti ditinggalkan, ditinggalkan berarti tidak dipakai, tidak dipakai??..dibuang saja..!!!!

Orang tua pasti juga sudah jauh menuju senja. Konseplah masa depan ini selagi mereka masih ada. Agar mereka menyaksikan 'mutiara cinta'nya optimis menyongsong hari esok. Petakan kemana kita akan melangkah, tinggalkan aktifitas-aktifitas yang tidak bermanfaat, orientasikan dalam setiap langkah hanya untuk pengembangan diri demi sebuah impian dan cita-cita...

Sekali lagi, untuk diriku yang sering lupa...!
Bermimpilah., karena Tuhan pasti akan memeluk mimpi-mimpi kita..!

Kasih manusia sering bermusim,,sayang manusia tiada abadi,,
kasih Tuhan tiada bertepi,,sayang Tuhan janjinya pasti..(Raihan)


facebook's note, Saturday, February 6, 2010 at 11:34am

Comments :

0 comments to “Untukku yang sering 'lupa'..”