Untuk Qamar

Woow…siip..

Islam dengan semua ajaranya adalah kebenaran mutlak, bukan sekedar kebenaran temporer. Sebelum meneruskan membaca tulisan ini pahami dlu kalimat diatas..!
klo sudah dipahami betul2 kemudian simpulkan bagaimana model berfikir saya!

Tlisan ini bukan bantahan buat mas Qomar, cma sekedar meluruskan saja persepsi mas Qomar ke saya. Karena sbenarnya saya tidak jauh berbeda seperti pemahaman sahabat kita ini,,,

Sdikit dsini saya ingin memberikan gambaran bagaimana hubungan antara akal, fikiran dan nash.
Manusia adalah makhluk yang paling sempurna, tentu ini kita sudah tau. Tapi apakan kesempurnaan manusia itu sekedar dia mempunyai akal saja???TIDAK!!!…Manusia dikatakan sempurna karena ke 3 hal diatas, berakal dan berfikir. Trus dimana letak nash syar’i???

Sya akan menjelaskanya dg ilustrasi brikut.

Allah telah memberi otoritas penuh kepada makhluk yang bernama manusia untuk memberdayakan kemampuanya dengan berbagai anugerah yg dikaruniakan untuk kemaslahatan.
Kenapa Allah memberi otoritas penuh kpd manusia???
jawabnya karena Allah telah menganugerahi akal sebagai dasar taklif dan menurunkan Al-quran dan Nabi dengan sunnahnya (nash) sebagai petunjuk hidup manusia, sebagai kendali manusia dan dasar atau norma suatu kebenaran mutlak.
Ibarat ada seseorang akan pergi ke Masjid Al-Azhar, oleh temanya sudah diberi petunjuk arah dan peta jalan ke Al Azhar, tapi kok seseorang tadi tidak menggubris petunjuk temanya, akirnya dia tidak sampai ke masjid al azhar….Skarang pertanyaanya,,Seseorang tadi tersesat atau mensesatkan diri????Siapa yang salah dalam hal ini???kalau kemudian temanya marah, bukankah itu wajar dan logis, karena sudah diberi petunjuk kok malah tidak di gubris????!!!!!

Ketika Allah sudah memberi otoritas penuh kepada manusia dengan diberi kaedah2 suatu kebenaran mutlak, tetapi manusia tidak menggubrisnya, siapa sejatinya yang salah???!!bukankah manusia ini ibaratnya menyesatkan diri….???Ketika Allah sudah memberi isyarat melalui Rasulnya "tafkkaru fii alaail llahi, wa laa tafakkaru fiil LLahi!!!", namun manusia menabrak batasan ini dan akirnya dia sesat. Bukankah dia sejatinya mensesatkan diri???

Maka seperti yang kita ketahui bahwa agama dibangun diatas akal karena akal adalah jalan untk mengetahui naql (nash). Tapi apakah sebatas ber-akal saja untuk memahami agama???apakah cukup dengan ber-akal saja untuk menganalisis nash2 kulliyah?? apakah cukup dengan ber-akal saja untuk berijtihad seputar masalah2 kontemporer umat yg semakin kompleks???

Disana dituntut untuk meletakkan akal sesuai dengan fungsinya, yaitu tuntutan untuk meng-akal secara mendalam, dan itu yang kita kenal dengan berfikir. Oleh karena itu Allah memasukkan keduanya dalam Al Quran sebagai ‘alamah adanya perbedaan antara akal dan fikiran.
Kalau mas Qomar menuliskanya "afala ta’qiluun" maka saya menulis "afa laa tatafakkarun???" "afala tatadabarun???"

Because I think that you’a a clever man, so silahkan dipetakan sendiri hubungan antara akal, fikiran dan nash!!

Sya seorang muslim yang sadar dan yakin bahwa nanti pasti akan mati, bahwa segala sesuatu pasti akan dimintai pertanggungjawaban disisi Allah, dan azab neraka itu pedih.
Saya juga berpandangan orang yang berani menentang Allah dengan hujjah akalnya, kendatipun mereka ini mengaku berfikir dan mengaku Islam, dimata saya sejatinya mereka ini tidaklah berfikir …
kenapa???
jawaban singkatnya bahwa dalam islam tidak akan pernah terjadi tanaaqud antara al ‘aql dan an naql (akal dan nash),
Klo mau lebih dalam lagi mencari keterangan diatas silahkan baca sendiri bukunya Dr. Muhammad Imaraah "al islam fii ‘uyuuni gharbiyah, baina iftiraail juhalaa wa inshaafil ‘ulama" halaman 23, tapi akan lebih baik klo dibaca dari depan..

Kita berakal oleh karena itu harus berfikir,,,kenapa juga harus takut berfikir, kita kan punya Al Quran dan Sunnah, dari ke- dua-nya kita kan tau dan punya garis2 batas sesuatu yang tidak bisa dijamah oleh pikiran.

Jadi jangan sampai kita menjadi orang yang berakal tapi tidak berfikir,,
Bagi saya orang yg melarang berfikir, sejatinya dia telah membuat PENJARA dalam hidupnya..
Kasian sekali orang yang di penjarakan oleh pikiranya sendiri seperti ini..
dan sekali lagi jangan takut berfikir…
dan jangan penjarakan diri anda oleh pikiran anda sendiri!!!

trims tanggapanya………….


(August 4th, 2007 by almanafi)

Comments :

0 comments to “Untuk Qamar”