Coretan Kebingungan

Bismillahirrahmanirrahim,.

Siang tadi aku pinjam buku ke teman, hanya saja aku cuma diizinkan meminjam semalam, jadi besok sore harus sudah kukembalikan. Heem,.menyiksa banget kalau harus menelan buku dalam waktu semalam, padahal mencernanya lumayan mumyeet. Bukan karena pemikiran yang ditawarkan si penulis yang sulit, namun banyak bahasa ilmiah yang aku tidak paham.

"Islam Sebagai Ilmu; Epistemologi, Metodologi dan Etika", yang ditulis oleh Kuntowijoyo (Alm.)

Membaca pengantar buku ini yang ditulis oleh penerbit di halaman awal, jujur sebenarnya pengantarnya justru "mendangkalkan" isi buku. Meskipun cuma satu paragraf di awal, namun kelihatan banget kalau menulisnya asal nyomot; yang penting sesuai dengan isi buku. But it's okey, ndak banyak orang yang care kok..hehe..

Buku ini cukup menarik, meskipun beberapa diskursus dan tawaran Kuntowijoyo ini bukan barang baru banget, khususnya dua istilah yang akan aku bahas di sini. Menurutku, tetap terjadi tumpuk-unduk/tumpang-tindih (ruwet) dari beberapa gagasan Kuntowijoyo dalam upayanya melakukan "penyederhanaan" gagasan, khususnya istilah. Mekipun upaya agar tidak terjadi tumpuk-unduk ini sudah sedikit beliau jelaskan di prakata. (Tapi tetep ae, aku isih belum pati setuju..*cen aku sing bodo tur ngengkel je..ckck..)


Heem,.ini aku belum selesai membaca bukunya, tetapi sepertinya sudah ada beberapa titik 'mbingungi' yang bisa kutangkap dari Kuntowijoyo ketika pikirannya berusaha memasuki urat nadi otakku (lebay ndisik..^,^..ckck). Salah satunya ketika beliau mencoba memisahkan antara "Islamisasi Pengetahuan" yang dianggapnya suatu bentuk rektif, dan "Pengilmuan Islam" yang dikatakannya proaktif.

Menurutku, kedua hal ini tidak jauh berbeda, yang pertama bersifat umum dan yang kedua bersifat lebih khusus. Pertama tentang Islamisasi Pengetahuan, aku sendiri kurang setuju kalau Kuntowijoyo HANYA melihat bahwa istilah ini lebih pada bentuk reaktif-nya saja. Karena sifat "reaktif" hanya akan sangat mendekati anggapan bahwa islamisasi pengetahuan adalah bentuk klaim Islam terhadap kebenaran ilmu-ilmu modern.

Islamisasi pengetahuan dalam Islam mempunyai sejarah yang cukup panjang. Jika kita membuka sejarah, Islamisasi pengetahuan ini sudah berlangsung dan terlihat jelas sejak abad pertama Hijriyah ketika khalifah Abd Malik bin Marwan dari dinasti Ummawiyah memerintahkan penterjemahan besar-besaran buku-buku asing ke dalam bahasa Arab. Dari proses ini maka masuklah beragam pemikiran-pemikiran 'asing' ke dunia Arab-Islam, seperti pemikiran filsafat dari Yunani, sufisme dari Persi dan India (aku pernah buat makalah tentang sejarah sufi dalam Islam lhoo, jadi dilarang komentar kalo belum baca makalahku..hehe..^,^), astronomi, dll..

Naah, islamisasi pengetahuan terjadi ketika nilai-nilai Islam berfungsi sebagai filter terhadap hal-hal baru tersebut; yang sesuai diambil dan yang kelihatannya tidak sesuai (remang-remang) dipelajari lebih lanjut -dikaji- untuk menemukan 'mutiara-mutiara' ilmu yang kemungkinan terkandung. Intinya, terjadi proses mengislamkan atau islamisasi pengetahuan, yaitu memasukkan nilai-nilai islam dan mengolahnya menjadi suatu yang lebih islami. (Hadoohh,,aku yoo asline mumet kie nerangkene..ckck..^$%^$($)

(Kalo sudah baca sampai di sini, jangan diteruskan baca dulu, tapi lihat bukunya Kuntowijoyo di halaman 7, penjabaran tentang "Islamisasi Pengetahuan".. Pertanyaanku untuk diruku sendiri: "Apa mungkin gagasan Kuntowijoyo memisahkan antara kedua istilah ini karena sebab "tidak adanya" metodologi islamisasi pengetahuannya...???, Apa memang benar bahwa Islam tidak mempunyai metodologi islamisasi pengetahuannya..???" Semoga jawabannyakudapatkan di lembaran yang belum kubaca di buku ini..^,^)

Jadi menurutku (terlepas dari jawaban pertanyaan di atas), istilah islamisasi pengetahuan bukan sebagai bentuk "klaim" terhadap ilmu-ilmu modern, tapi lebih sebagai upaya penyaringan dan 'injeksi' nilai-nilai Islam dalam pengtahuan baru tersebut.

(Lha trus metodologine kepia Fii Kahfii...??..Heem..piee yoo..hehe..aku bingung..)

Sebenarnya aku pingin nulis contoh tentang salah aatu proses islamisasi penetahuan dalam bidang astronomi. Tapi kapan-kapan saja, biar kupastikan dulu dengan pakar falak PCIM; Musa Al Azhar.. ;) ukeey..

Kedua, istilah Kuntowijoyo tentang "Pengilmuan Islam". Kuntowijoyo mengatakan bahwa pengilmuan islam pada dasarnya adalah proses. Dan menurutku, istilah yang pertama (isamisasi pengetahuan) juga merupakan proses juga. hanya saja mungkin yang membedakan istilah ini dengan istilah pertama adalah bahwa istilah ini lebih khusus saja.

Hematku, Kuntowijoyo mempunyai niat mulia terkait penggunaan istilah 'Pengilmuan Islam' ini, yaitu agar Islam tidak dituduh sebagai umat plagiator yang sukanya nge-klaim-ngeklaim pengetahuan modern dan mempunyai metodologi islamisasi sendiri, yang notabenenya banyak pengetahuan modern metodologinya di ditemukan di barat, khususnya setelah Renaisanse di Eropa.

Huuft..aku jujur sangat mengakui kalau otak-ku tidak secerdas Kuntowijoyo. Bagaimanapun gagasan yang ia sampaikan di buku ini banyak berdampak pada diriku, salah satunya sebagai bentuk inspirasi untuk selalu membela kepentingan Islam dari fitnah dan tuduhan-tuduhan orientalis, juga sebagai penguat tekad untuk selalu berjuang demi kemajuan umat dengan gagasan-gasan yang mencerahkan, jauh dari sifat-sifat jumud dan taklid... ;)


Ukeey,,sudah sejam aku nulis, sekarang sudah hampir jam 03.00 Clt,,
Aku mau bobo dulu yaaa..

Aku jamin, siapa yang ndak bingung membaca coretanku ini, aku yakin berarti sudah saatnya diungsikan ke Pakem..hehe.. Oia, aku masih dalam tahap analisa juga, jadi jangan ngajak diskusi dulu deh yaa... okey.. ;)

JazakaLlah..

Comments :

0 comments to “Coretan Kebingungan”